Untuk pemilik tempat paling istimewa di hati
Kamu.
Seseorang yang kepadamulah cintaku tumbuh.
Seseorang yang selalu ku kagumi.
Seseorang yang mempesona.
Seseorang yang menjadi prioritas utamaku.
Seseorang yang menumbuhkan semua janji masa depan itu.
Seseorang yang membuatku bersembunyi dari lelaki lain.
Seseorang yang ku tunggu namun tak pernah datang.
Seseorang yang ku perjuangkan namun tak pernah sadar dengan apa yang ku lakukan.
Seseorang yang menumbuhkan harapan-harapan yang tak pernah bisa kumengerti mengapa harus tumbuh subur, mengapa harus datang bersemi di hati.
Senyum mu terasa begitu nyata hingga membuatku tetap terjaga.
Mataku lelah, tetapi hati dan pikiranku seolah tak mau berkerjasama hingga membuatku begadang karna kerinduan akan sosokmu yang kian meradang.
Sekarang aku merasa ada aliran air yang bergerak mendorong dari dalam mata. Bulir-bulir air mata yang tadi terbenung kini terasa hangat mengalir di pipiku.
Kelak, kamu yang aku cintai akan tahu betapa keras aku memperjuangkanmu.
Untuk banyak hal yang telah ku lewati di perjalananku untuk meyakinkanmu, terimakasih. Telah tanpa sengaja hadir di hidupku dan membuatku berjuang untuk satu hal yang dulu tak pernah ku bayangkan, mencintai lelaki sebegininya.
Terimakasih telah membuatku tertawa kemudian menangis.
Terimakasih telah memberi perhatian kemudian mengabaikan.
Terimakasih telah pernah datang kemudian menghilang.
Terimakasih telah mendekat kemudian menjauh.
Terimakasih telah menyentuh hidupku kemudian merusaknya.
Terimakasih telah membiarkan aku mencintaimu sebegininya.
Terimakasih telah menjadi alasanku berjuang.
Terimakasih.
Jika sesuatu itu bisa seaneh cinta, berlari kemana pun akan buntu oleh untaian angin.
Jika kehidupan itu adalah jalan tanpa ujung, akankah ada cabang yang berbeda untukku dan untukmu?
Jika harapan tak lagi ada, masihkah boleh aku mengharapkan keajaiban? Berpaling untuk menemukan serbuk peri atau semanggi berdaun empat...
Jika waktu hanyalah detik yang berputar, ingin kukacaukan mesinnya agar diam.
Jika kemarin menjadi terlalu sempit, haruskah aku mengejarmu?
Namun, jika kelak kamu membutuhkanku, tengoklah kebelakang. Masih ada aku. Aku akan selalu ada untukmu. Selalu.
Biar bagaimanapun, kamu akan selalu berada di tempat yang paling istimewa dihatiku. Di kursi paling atas yang berada di ruangan paling pertama.
Seseorang yang kepadamulah cintaku tumbuh.
Seseorang yang selalu ku kagumi.
Seseorang yang mempesona.
Seseorang yang menjadi prioritas utamaku.
Seseorang yang menumbuhkan semua janji masa depan itu.
Seseorang yang membuatku bersembunyi dari lelaki lain.
Seseorang yang ku tunggu namun tak pernah datang.
Seseorang yang ku perjuangkan namun tak pernah sadar dengan apa yang ku lakukan.
Seseorang yang menumbuhkan harapan-harapan yang tak pernah bisa kumengerti mengapa harus tumbuh subur, mengapa harus datang bersemi di hati.
Senyum mu terasa begitu nyata hingga membuatku tetap terjaga.
Mataku lelah, tetapi hati dan pikiranku seolah tak mau berkerjasama hingga membuatku begadang karna kerinduan akan sosokmu yang kian meradang.
Sekarang aku merasa ada aliran air yang bergerak mendorong dari dalam mata. Bulir-bulir air mata yang tadi terbenung kini terasa hangat mengalir di pipiku.
Kelak, kamu yang aku cintai akan tahu betapa keras aku memperjuangkanmu.
Untuk banyak hal yang telah ku lewati di perjalananku untuk meyakinkanmu, terimakasih. Telah tanpa sengaja hadir di hidupku dan membuatku berjuang untuk satu hal yang dulu tak pernah ku bayangkan, mencintai lelaki sebegininya.
Terimakasih telah membuatku tertawa kemudian menangis.
Terimakasih telah memberi perhatian kemudian mengabaikan.
Terimakasih telah pernah datang kemudian menghilang.
Terimakasih telah mendekat kemudian menjauh.
Terimakasih telah menyentuh hidupku kemudian merusaknya.
Terimakasih telah membiarkan aku mencintaimu sebegininya.
Terimakasih telah menjadi alasanku berjuang.
Terimakasih.
Jika sesuatu itu bisa seaneh cinta, berlari kemana pun akan buntu oleh untaian angin.
Jika kehidupan itu adalah jalan tanpa ujung, akankah ada cabang yang berbeda untukku dan untukmu?
Jika harapan tak lagi ada, masihkah boleh aku mengharapkan keajaiban? Berpaling untuk menemukan serbuk peri atau semanggi berdaun empat...
Jika waktu hanyalah detik yang berputar, ingin kukacaukan mesinnya agar diam.
Jika kemarin menjadi terlalu sempit, haruskah aku mengejarmu?
Namun, jika kelak kamu membutuhkanku, tengoklah kebelakang. Masih ada aku. Aku akan selalu ada untukmu. Selalu.
Biar bagaimanapun, kamu akan selalu berada di tempat yang paling istimewa dihatiku. Di kursi paling atas yang berada di ruangan paling pertama.
Wah kaka sangat menginspirasi akoh yaa
ReplyDelete